Pengertian Studi Kasus Dalam Konteks Penelitian Kualitatif

Studi kasus merupakan bagian dari penelitian kualitatif yang dipergunakan dalam secara luas dalam penelitian ilmu-ilmu sosial, baik dalam bidang psikologi, sosiologi, politik, antropologi, sejarah dan ekonomi maupun pada bidang ilmu-ilmu praktis seperti dibidang pendidikan, dan lain sebagainya.

Bahkan untuk sebagian orang menghubungkannya dengan penelitian kuantitaif, sehingga hal ini sangat menarik untuk dikaji lebih dalam. Dalam penulisan makalah ini akan membahas bagaimanakah studi kasus dalam konteks penelitian kualitatif?. Dan bagaimanakah studi kasus sebagai bagian dari suatu metode kualitatif.

Studi kasus dalam konteks Penelitian Kualitatif

Sebenarnya Metode penelitian Kulaitatif dan Kuantitatif lahir hampir bersamaan, tetapi perkembangannya jauh lebih berbdeda pada kedua metode tersebut. Penelitian kualitatif berakar pada paradigma filsafat positivisme berkembbang dengan pesat, terutama ilmu-ilmu alam.

Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Menurut Creswell (1998: 15) Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami. Sedangkang Bogdan dan Taylor (Moleong, 2007:3) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

penelitian kualitatatif dilakukan dengan kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dadalam penelitian kualitatif, peneliti sebagai instrumen kunci. Oleh karena itu, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai. Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, untuk mengetahui makna yang tersembunyi, untuk memahami interaksi sosial, untuk mengembangkan teori, untuk memastikan kebenaran data, dan meneliti sejarah perkembangan.

Penelitian studi kasus memusatkan perhatian dengan sautu objek tertentu yang diangkat sebagai sebuah kasus untuk dikaji secara mendalam sehingga mampu membongkar realitas di balik fenomena. Sebab, yang kasat mata hakikatnya bukan sesuatu yang riel (realitas). 

Sebagaimana lazimnya perolehan data dalam penelitian kualitatif, data studi kasus dapat diperoleh dari semua pihak yang bersangkutan, baik melalui wawancara, observasi, partisipasi, dan dokumentasi. Data yang diperoleh dari berbagai cara itu hakikatnya untuk saling melengkapi. Ada kalanya data yang diperoleh dari wawancara belum lengkap, sehingga harus dicari lewat cara lain, seperti observasi, dan partisipasi.

Untuk memperoleh pengetahuan secara mendalam, data studi kasus dapat diperoleh tidak saja dari kasus yang diteliti, tetapi juga dari semua pihak yang mengetahui dan mengenal kasus tersebut dengan baik. Data atau informasi bisa dari banyak sumber, tetapi perlu dibatasi hanya pada kasus yang diteliti. Untuk memperoleh informasi yang mendalam terhadap sebuah kasus, maka diperlukan informan yang andal yang memenuhi syarat sebagai informan, yakni maximum variety, yakni orang yang tahu banyak tentang masalah yang diteliti, kendati tidak harus bergelar akademik tinggi.

Etika Penelitian Studi Kasus 

Penelitian studi kasus sering kali berkaitan dengan kepentingan umum, namun yang tidak diketahui adalah adanya ‘hak untuk tahu’ secara publik ataupun akedemis. Narasumber atau pusat informasi untuk mendapatkan data juga memiliki hak untuk tidak dipublikasikan identitasnya hal ini dikarenakan menyangkut privasi yang menjadi subjek dalam penelitian. Bagaimanapun juga, seorang peneliti merupakan tamu bagi tiap-tiap ruang subjek peneliti. Jadi, peneliti harus bisa bersikap baik kepada mereka dan kode etik harus benar-benar dipatuhi.

Sedangkan Menurut Norman dkk (2009: 312) dengan penjelasan tentang kode etik penelitian studi kasus bahwa peneliti harus benar-benar mengkomunikasikan maksud dan tujuannya secara intens dengan sudut pandang dan situasi sang subjek, karena bisa jadi penelitian tersebut dapat membahayakan kelangsungan hidup sang subjek, misalnya, jika hasil penelitian diekspos, sang subjek akan kehilangan harga diri, kehilangan pekerjaan, dan kehilangan rasa percaya diri. Isu-isu seputar obsevasi dan repotasi harus benar-benar dikomunikasikan dengan sang subjek secara serius.

Perlu juga diketahui peneliti untuk menjelaskan desain awal kepada partisipan yang memuat tentang bagaimanakah sebaiknya mereka ditampilkan, dikutip dan ditafsirkan. Sedangkan bagi peneliti sendiri harus mendengar keluhan atau problem dari pertisipan. Jaminan kemanan juga harus menjadi bagian yang diperhitungan oleh peneliti dalam melaukan penelitian.

Jenis-jenis Penelitian Studi Kasus

  • Studi kasus kesejarahan mengenai organisasi, dipusatkan pada perhatian organisasi tertentu dan dalam kurun waktu tertentu, dengan rnenelusuni perkembangan organisasinya. Studi ini sering kurang memungkinkan untuk diselenggarakan, karena sumbernya kurang mencukupi untuk dikerjakan secara minimal.
  • Studi kasus observasi, mengutamakan teknik pengumpulan datanya melalui observasi peran-serta atau pelibatan (participant observation), sedangkan fokus studinya pada suatu organisasi tertentu. Bagian-bagian organisasi yang menjadi fokus studinya antara lain: (a) suatu tempat tertentu di dalam sekolah; (b) satu kelompok siswa; (c) kegiatan sekolah.
  • Studi kasus sejarah hidup, yang mencoba mewawancarai satu orang dengan maksud mengumpulkan narasi orang pertama dengan kepemilikan sejarah yang khas. Wawancara sejarah hidup biasanya mengungkap konsep karier, pengabdian hidup seseorang, dan lahir hingga sekarang, masa remaja, sekolah, topik persahabatan dan topik tertentu lainnya.
  • Studi kasus kemasyarakatan, merupakan studi tentang kasus kemasyarakatan (community study) yang dipusatkan pada suatu lingkungan tetangga atau masyarakat sekitar (kornunitas), bukannya pada satu organisasi tertentu bagaimana studi kasus organisasi dan studi kasus observasi.
  • Studi kasus analisis situasi, jenis studi kasus ini mencoba menganalisis situasi terhadap peristiwa atau kejadian tertentu. Misalnya terjadinya pengeluaran siswa paa sekolah tertentu, maka haruslah dipelajari dari sudut pandang semua pihak yang terkait, mulai dari siswa itu sendiri, teman-temannya, orang tuanya, kepala sekolah, guru dan mungkin tokoh kunci lainnya.
  • Mikroethnografi, merupakan jenis studi kasus yang dilakukan pada unit organisasi yang sangat kecil, seperti suatu bagian sebuah ruang kelas atau suatu kegiatan organisasi yang sangat spesifik pada anak-anak yang sedang belajar menggambar.

Tantangan Dalam Melakukan Penelitian Studi Kasus

  1. Peneliti harus mengidentifikasi kasus yang akan diteliti dan melakukan sistem pembatasan, mengenali beberapa opsi yang mungkin untuk dijadikan pilihan dan memahami kasus atau isu yang layak untuk diteliti.
  2. Peneliti harus mempertimbangkan untuk mempelajari satu atau banyak kasus. Motivasi peneliti untuk mempertimbangkan banyak kasus adalah ide dari generalisasi sebagai substansi dari penelitian kualitatif.
  3. Memiliki cukup informasi untuk mempresentasikan gambaran dari kasus yang membatasi nilai-nilai dari beberapa studi kasus. Dalam perencanaan studi kasus, harus terjadi pembangunan acuan pengumpulan data dimana informasi-informasi dispesifikasikan menjadi data-data yang benar-benar dibutuhkan dalam melakukan penelitian.
  4. Memutuskan pembatasan dari sebuah kasus, termasuk pembatasan dalam hal waktu, kejadian, dan proses karena beberapa studi kasus cenderung tidak memiliki poin permulaan dan akhir yang jelas.

0 Response to "Pengertian Studi Kasus Dalam Konteks Penelitian Kualitatif "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel